Jumat, 25 Januari 2019

Lailatul R.K.W_PraNHW#1

Langkah awal untuk berubah karena tak mau kalah

Tugas PraNHW1
Narasikah acara Stadium Generale kemarin

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang memberikan takdir indah dapat berkumpul dengan ibu2 dan calon2 ibu hebat di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional atau IIP. Sebuah komunitas yg menggeliat memberikan manfaat offline dan online. Kebetulan sesuai domisili saya, Allah menceburkan saya di IP Surabaya Raya Batch 7. Iya batch 7 artinya sudah ada 6 generasi ibu2 dan calbu2 keren yg lulus gemilang dan bermetamorfosis morfosis dari kelas virtual ini.
Sepertinya penyakit kelas virtual emak-emak adalah sama yakni konsistensi dan kedisiplinan dalam menjalani proses menghadirkan diri secara nyata dalam diskusi virtual di waktu yg disepakati dan program yg dijadwalkan agar manfaat yg telah dicanangkan dapat dirasakan. Itulah pertemuan perayaan kelas awal MartikuMatrini adakah sebuah pertemuan online seluruh Indonesia maupun luar negeri dalam telegram berusaha 3ribuan emak emak yg saling menyuntikkan semangat konsistensi dan kedisiplinan.
Stadium Generale tersebut berlangsung selama 2 hari. Hari pertama dibuka dengan video-video mendebarkan dari founder2 dan pemimpin IIP- ibu profesional dgn kebermanfaatan super yg sangat menginspirasi agar kita bisa menjadi ibu bahagia versi kita dan keluarga. Lalu ada enam alumni IP kelas Matrikulasi dari batch satu hingga enam yang menceritakan metamorfosis mereka setelah mengikuti IP khususnya di kelas Matrikulasi.
Acara ini dengan tiga ribu debaran jantung Bu ibu pastinya membuat beberapa jemari terbakar semangat hingga banyak chat yang meluncur diluar waktunya. Semua berebut bertanya. Mengacungkan tangan karena antusias. Tapi saya hanya di pojok arena memperhatikan penuh senyum saja. Sampai akhirnya sang team IIP dapat menguasai suasana kembali.
Berbagai pertanyaan dijawab dengan tuntas, saya jadi mengerti apa saja kira-kira yang akan di dapatkan setelah martikulasim, Yach minimal ada gambaran bahwa akan ada tugas-tugas yang harus disetorkan yakni disebut NHW Nice Home Work yang akan berhubungan dengan kualitas diri saya serta komunikasi dengan pasangan. HM.. oke sepertinya keren.. tapi apakah aku bisa?
Alhamdulillah memang sepertinya pembuat kurikulumnya sudah memperkirakan aliran rasa yang bergejolak dihati ibu-ibu ini. Jadi di hari kedua ada bedah buku dari kontrib kondisiutor penulis IIP, yakni buku Berubah atau Kalah. Wooooowwwww mashaa Allah dari namanya aja udah menggetarkan hati. Kalau tak berubah maka kita akan kalah. Itulah yang diajarkan oleh lima ibu profesional keren yang mewakili 24 penulis buku tersebut. Mereka menceritakan bagaimana kehidupan mereka sebelum martikulasim dan bagaimana martikulasim bisa mengubah mereka-minkmal mereka mau terpaksa berubah dengan bantuan martikulasim agar tidak kalah dengan ujian kehidupan yang Allah taksiran menghadang mereka untuk menemukan kebahagian sejati bersama keluarga. Ma Shaa Allah sangat menginspirasi. Membuat hati yg merasa ragu jadi bertekat bulat. Ya harus berubah.. keluar dari ketakutan dan berubah menjadi lebih baik.
Termasuk pra NHW ini. Menulis adalah ketakutan tersendiri bagi saya, entah sejak kapan. Namun... Momentum ini harus membuat perubahan. Minimal terpaksa karena ada arus baik jamaah yg bersama mau meraih asa. Asa sebagai ibu profesional selanjutnya. Profesional karena bahagia versi keluarga saya.
Bismillahirrahmanirrahim aliran rasa yang ingin merubah inilah yang memaksa diri mengetuk-ngetuk jemari menulis lagi. Berharap bisa lulus 100% di kelas Martikulasim dan lanjut kelas Bunda Sayang. Aamiin aamiin yaa rabbal'alamiin... Semoga Allah memudahkan langkah kita semua.

Kamis, 07 Februari 2013

Layak dalam KBBI

1la·yak a 1 wajar; pantas; patut: berikanlah mereka kehidupan yg --; 2 mulia; terhormat: krn jasanya, dia mendapat kedudukan yg --; -- huni pantas untuk dihuni atau ditempati: pemerintah sedang giat membangun rumah sederhana yg -- huni; -- kutip wajar untuk dikutip: setelah lima tahun berjalan, keuntungan perusahaan itu sudah -- kutip; -- saji patut untuk disajikan me·la·yak·kan v menjadikan layak; mematutkan; ter·la·yak a lebih layak; sangat layak (pantas, patut); ke·la·yak·an n 1 perihal layak (patut, pantas); kepantasan; kepatutan; 2 perihal yg dapat (pantas, patut) dikerjakan; la·yak·nya adv 1 patutnya; pantasnya; 2 rupanya; lakunya: dr udara gedung-gedung itu tampak bagaikan kotak-kotak ~; se·la·yak·nya adv sebaiknya; sepatutnya; sewajarnya: ~ kita membantu orang yg tertimpa musibah Sent from KBBI for Android: https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbiandroid

Rabu, 12 September 2012


Majas


Tak sengaja saat di jalan raya terfikir tentang kartu perpustakaan ku yang sudah sangat "cantik" dan "tak pernah terpakai" yang maksudnya kebalikannya "kartuku kondisinya sudah sangat jelek karena terlalu sering di pakai ke perpus minjem skripsi" lah jadi kepiriran deh itu kata yang dibalik namanya majas apa ya? terlintas kata Litotes dan Ironi di pikiran, tapi juga masih bingung mana yang benar.. dari pada kepikiran dan jadi jerawat (eh gak ada hubungannya dunk) maka dari sekarang insyaAllah Aq akan memposting beberapa pertannyaan2 yang melintas di otak ku yang biasanya emank slalu ku cari tahu jawabannya tapi untuk pribadi.. sekarang kan zamannya sharing.. jadi monggo smg bermanfaat :3

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis 

Jenis-jenis Majas

  • Majas perbandingan
Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.


Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.


Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.


Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.


Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.


Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.


Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.


Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)


Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.


Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.


Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.


Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.


Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.


Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.contoh:Indonesia bertanding volly melawan Thailand.


Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?


Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.


Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.


Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.


Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.


Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.contoh:Kita bermain ke rumah Ina.


Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.


Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.



  • Majas sindiran
Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.

Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.

gak usah contoh udah tahu khan.. hehe..

Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?


Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.


Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.


  • Majas penegasan
Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.

Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.Contoh: Saya naik tangga ke atas. (ya iyalah.. masa' naik kebawah... :3)


Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.


Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.


Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.


Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.

contoh : peserta lomba harus membuat, mencetak dan mengirimkan hasil karnyanya sendiri (ketiga kata berawalan me- itu sejajar karena sama2 aktif. jangan di campur2 antara me- dan di-. misal; peserta harus membuatnya dan dikirimkan ke....)

Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.


Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.


Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.


Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.


Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.


Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.


Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.


Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.


Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.


Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.


Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.


Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.


Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.


Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.


Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

  • Majas pertentangan
Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.

Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.


Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.


Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.


Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

source : Wikipedia--Eksiklopedia Bahasa Indonesia--
     "Wuih.. banyak juga ya.. majas-majas itu, gimana cara ngafalinnya? eh gak usah di hafalin.. lagian siapa yang nyuruh :].. di mengerti aja sebagian yang biasa kita gunakan.. jadi saat kita bicara secara langsung kita juga berfikir tentang keindahan/pengolahan kata yang sesuai dengan maksud dan tujuan kita bicara.. :] seru deh..."


CONDITIONAL SENTENCE 


Conditional Sentence (=Kalimat pengandaian) adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi seperti yang diharapkan. Kalimat pengandaian terdiri atas dua bagian, yaitu man clause (induk kalimat) dan if clause (anak kalimat). Dalam if clause terkandung syarat-syarat yang harus dipenuhi agar keadaan seperti terkandung dalam main clause dapat terwujud. Oleh karena itu, conditional sentences disebut juga kalimat bersyarat. Conditional Sentences atau kalimat pengandaian terdiri dari dua jenis yaitu real conditional (nyata) dan unreal/ contrary to fact (tidak nyata).
Conditional sentences pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. digunakannya kata if dalam anak kalimat (subordinate clause). Karena clause ini diawali oleh if maka disebut if clause.
  2. digunakannya modal auxiliary, seperti will, can, may, must, would, could, might, etc. pada pokok kalimat (main clause).

Ada beberapa tipe Conditional Sentence, yaitu:
Type I       : Future Conditional
Type II      : Present Conditional
Type III     : Past Conditional
Mixed Conditional Sentences

  1. Type I: Future Conditional

Kalimat ini mengungkapkan kejadian yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang dan memiliki kemungkinan untuk terjadi. (probable condition)
Pola kalimat:
If + S + Verb (present), S + future tense
atau
subjek + future tense, if + subjek + future tense
Contoh:
If she comes, I will give her the message.
If you study hard, you will pass the final exam.
If she wins the competition, they will give her a gold medal.
He will not go to the picnic, if it rains.
If we arrive late, she will be angry with us.

        2. Type II: Present Conditional

Kalimat ini menyatakan peristiwa yang diharapkan terjadi sekarang tetapi tidak terjadi. (Improbable condition)
Pola kalimat:
If + S + Verb 2 / were + S + would + Verb1
If + S + V2, Subject + Past Future
Contoh:
If she visited me, I would give her money.
If I had enough time, I would go fishing.
If you were a sugar, I would be a ant.
If Natasha Rizky were my girlfriend, I would be the happiest boy in the world.
If he smokes less, he wouldn’t cough so much.
Catatan:
Pada tipe ini, to be untuk semua subyek pada IF clause adalah WERE.

         3.   Type III : Past Conditional

Kalimat ini menyatakan peristiwa yang diharapkan terjadi di waktu lampau, tetapi tidak terjadi. (impossible condition)
Pola kalimat:
If + S + Past Perfect +, S + Past perfect future + Verb 3
Subject + Past perfect future, if + Subjek + Past Perfect + V3
Contoh:
If he had studied hard, he would have passed the final exam.
If the team had played well, it would have won the competition.
If Alter Bridge had been here, I would have been very happy.
If you had come to my house, you would have met me.
If I had known her number, i would have called her.

         4.    Mixed Conditional Sentence

Mixed conditional sentence adalah kombinasi dari pengandaian type II dan type III.
Pola Kalimat:
if + S + Simple past + S + would have + past participle
if + S + past perfect + S + would + simple form
contoh:

If you lived near the factory, you would have heard the sound of the explosion. (kenyataannya, kamu tidak tinggal di dekat pabrik. sehingga, kamu dari dulu tidak mendengar soara ledakan)
If he had not been late this morning, he would be permitted to join the test. (kenyataannya, ia (laki2) telah telat. sehingga, ia tidak diijinkan untuk ikut ujian)


Mixed conditional sentence digunakan untuk membicarakan tentang tindakan atau situasi yang tidak dilakukan atau tidak sedang dilakukan di waktu lampau, tapi kita bisa membayangkan kemungkinan hasil/akibatnya saat ini, atau digunakan untuk membicarakan tindakan/situasi yang tidak dilakukan di waktu sekarang, tapi kita bisa membayangkan kemungkinan hasil/akibatnya di waktu lampau.


Refrence:

Allen, W Standart. “Living English Structure”. Longman, 1974. London
Untoro, Joko, Tim Guru.”Buku Pintar Pelajaran SMA IPA 6 in 1”.PT Wahyu Media,2010.Jakarta
http://fachmiulilmaulana.blogspot.com/2012/03/conditional-sentence.html
http://www.misterguru.web.id/2011/09/conditional-sentences-type-1-type-2.html

Minggu, 22 Januari 2012

soner to sony

Dalam Internasional CES 2012 Sony resmi mengeluarkan Handphone terbarunya yang berlabel "Sony" saja tanpa Ericsson.. pasalnya desas desus "perceraian" kerjasama antar kedua perusahaan itu yang telah beredar Oktober 2011 ternyata memang benar adanya. awalnya di kabarkan Sony yang memiliki saham 50% dalam perusahaan gadget gabungan dengan Ericsson ini membeli beberapa saham milik Sony Ericsson kepunyaan Ericsson; namun belum seluruhnya.. tindakan pembelian saham "Sony Ericsson oleh Sony" ini di karenakan adanya kemerosotan angka penjualan gadget ini di seluruh dunia pada kuartal tahun-tahun terakhir. setalah percaraian ini Sony secara mandiri mengeluarkan produk-produknya dengan label Sony, walaupun begitu logo hijau khas Soner tetap dipertahankan serta seri Xperia juga tetap di pakai. Ada desas desus bahwa perusahaan Ericsson telah dilamar Mac/Apple untuk membuat media player khusus bagi Gadged Iphone..bagaimana kelanjutan keduanya.. kita simak saja seiring berjalannya waktu ..

semoga dunia gadget/teknologi berkembang seiring dengan keimanan pemakainya.. walau intelek harus tetap melek.. melek iman..melek Islam ;]

Amin


Ni video Sony Xperia S di CES 2012

Sabtu, 21 Januari 2012

niat awal

bismillahirrahmanirrahiim

salawat serta salam kehadirat Rasulullah...

mulai hari ini insya Allah saya akan mulai "memaksa untuk terbiasa" menulis.. tidak sekedar menulis.. namun menulis lewat cerita-cerita kehidupan yang penuh makna..

semoga niat ini benar-benar lurus karena Allah dan terwujud hingga akhir..
bismillah
amin